Programmer Bebas Jangan Sampai Melas

Posted by Ariadi on Apr 01, 2023

Menjadi manusia yang bebas itu tidak bisa benar-benar bebas ada norma dan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang secara langsung maupun tidak, kita harus mempertimbangkan semua nya. 

Saya dari awal suka sekali dengan ideologi kebebasan, namun keyakinan saya mengartikan itu sebuah kemunduran jika diartikan secara global, apa bedanya dengan manusia dizaman tanpa peraturan, pemerintahan, dan zaman kebodohan. 

Saat menjadi programmer langkah awal saya memutuskan menjadi programmer yang bebas, tidak mau terikat dan bebas mau kerja dimana saja. Mau di kamar kos, warkop, cafe, sampai hotel saya menikmati semua tempat dimana pun asalkan ada internet dan listrik.

Dari awal saya sudah tau bakat dan minat saya dimana sehingga memiliki pandangan jelas, dimana saya harus berada dan pekerjaan apa yang harus saya kerjakan, kalau kamu sedang baca ini dan belum tau bakat dan minat kamu dimana, coba luangkan waktu, sorry! coba investasikan waktu mu untuk belajar mengenali dirimu. Kongkritnya kamu bisa mengikuti ujian atau tes bisa online atau offline, mungkin melihat kondisi sekarang paling enak online, ada banyak kok platform yang menyediakan tes online minat kerja atau test online gaya belajar, dengan kamu mengenali dirimu akan lebih mudah kamu melangkah ke dunia professional.

Sejak saya memutuskan menjadi programmer bebas atau bahasa lainnya freelance saya sama sekali tidak peduli dengan legalitas, draft kontrak, dan aturan-aturan yang berlaku di indonesia ini, apalagi sejak mengenal platfrom marketplace untuk freelance seperti upwork, fastwork, 99design, sribulancer. Parahnya Ijazah kuliah saya tidak pernah keluar dari tempat penyimpanan sampai sekarang lupa dimana. ( Masih dalam pencarian )

Photo by <a href="https://unsplash.com/es/@domlafou" target="_blank">Dom Fou</a> on <a href="https://unsplash.com" target="_blank">Unsplash</a>

Photo by Dom Fou on Unsplash

Setidaknya itu menjadi batu kerikil saya saat ini, berkarir selama 5 tahun lebih di dunia programming saya harus menerima sesuatu yang tidak mengenakkan, bekerja di sebuah startup dan menerima begitu saja tanpa ada tanda tangan kontrak karena sama-sama percaya dan satu almamater.

Sejak berjalan 6 bulan semua lancar dan pekerjaan beres, saya mengagumi sosok bos ini, begitu semangat mempedulikan hak pengusaha kecil dan tidk pernah merasa capek menyuarakan pengusaha kecil harus lebih baik. Saya selalu diberikan wejangan dan semangat untuk tetap bertahan di bisnis ini, ideologi dan gagasan yang bagus sering kali kita diskusikan dan merencanakan bulan-bulan kedepan ada gagasan apa. 

Sosok bos dan sosok bapak juga saya rasakan, selain di telepon hampir setiap malam memonitoring pekerjaan saya, beliau sering menanyakan kabar keluarga, dan sesekali memberikan nasehat bagaimana berkeluarga, dan mengurus anak, karena saya usia pernikahan nya masih muda dan baru pertengahan bulan agustus 2021 diberi momongan yang kedua. Jadi beliau sangat mengayomi pokok nya. Idola saya. 

Namun ternyata bos yang saya kagumi ini meninggal, dan membuat saya terpukul secara mental dan finansial, sepeninggalan beliau saya merasa ada kebiasaan yang hilang dan itu mengganggu mental, begitulah salah satu dampak yang bisa saya jelaskan. Ada yang bilang yang bikin orang susah move on itu bukan karena ditinggal kekasih tapi karena kebiasaan itu tiba-tiba berubah yang sering kali menjadi gagal move on.

Terpukul secara finansial ini yang berdampak berbulan-bulan lamanya dan menjadi masalah baru di kehidupan saya bersama istri, karena sistem kepercayaan yang menjadi dasar dalam pekerjaan saya membuat saya tidak mampu berbuat apa-apa. Pasalnya dalam pekerjaan saya di startup itu saya menanggung sebagian biaya operasional dan penagihan di akhir tahun, sialnya lagi upah saya selama berbulan-bulan juga menjadi tanggungan perusahaan, dan sepeninggalan beliau belum sepenuhnya dibayar.

Jancuk itu kesalahan saya. pihak keluarga belum mampu membayar dan posisi saya tidak cukup kuat secara hukum karena selama ini tidak ada kontrak kerja yang saya tanda tangani. satu-satu bukti saya hanya di histori chat whatsapp dan pesan email mungkin, namun saya kurang yakin itu cukup kuat kalau sampai maju ke ranah hukum, semoga ini bisa diselesaikan baik-baik.

Begitulah menjadi programmer bebas itu bebas tapi kamu perlu paham cara kerjanya. sebisa mungkin minta kontrak kerja, draft moui, perjanjian bagi hasil, dll. yang memiliki kekuatan secara hukun dan bukti tertulis kalau kamu memang nyata. Pengalaman saya ini menjadi pelajaran yang berharga untuk saya dan keluarga kecil saya tentunya.

Menjadi programmer dan hidup dari itu adalah hal yang berbeda.